MATERI
EPIDEMOLOGI LANJUT
-
Materi
1
Kekurangan Energi Protein (KEP)
KEP adalah
Keadan kekurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein
dalam makanan sehari-hari dalam waktu yang lama sehingga tidak memenuhi angaka
kecukupan gizi.
1. Ruang lingkup KEP yaitu sebagai
berikut,
a.
Marasmus
adalah Bentuk malnutrisi kalori protein yang diakibatkan oleh
kekurangan kalori yang berat dan kronis.
Ciri-ciri marasmus :Muka seorang penderita marasmus menunjukkan
wajah seorang tua, anak menangis, rewel dan lesu, kulit keriput, kering, dingin
dan mengendor rambut berubah warna kemerahan, adakalanya
tampak rambut kering, tipis dan mudah rontok. lemak subkutan
menghilang hingga turgor kulit mengurang, dan otot-otot atrofis
b.
Kwashiorkor
Suatu keadaan malnutrisi dimana tubuh kekurangan asupan protein dalam
jangka panjang.
Ciri-ciri kwashiorkor :mudah terkena
infeksi seperti infeksi saluran nafas dan diare,
edema (pembengkakan), pandangan mata
sayu, rambut tipis kemerahan dan mudah rontok, apatis dan rewel, terjadi pembesaran hati, otot
mengecil (hipotrofi), terdapat kelainan kulit, sering disertai penyakit
c.
Marasmus-kwashiorkor
Merupakan gabungan dari kondisi kekurangan energi maupun protein kronis
yang diakibatkan intake makanan yang tidak memenuhi kecukupan gizi secara terus
menerus.
Ciri-Ciri Penderita Marasmic-Kwashiorkor : penderita
marasmic-kwashiorkor mempunyai gejala (sindroma) gabungan dari ciri-ciri marasmus dan kwashiorkor
2. Etiologi KEP
a.
Etiologi KEP primer
Apabila kebutuhan
induvidu yang sehat akan protein, energi atau keduanya, tidak dipenuhi oleh
makanan yang adekuat.
b.
Etiologi KEP sekunder
Terjadi akibat adanya penyakit yang
dapat menyebabkan asupan suboptimal, gangguan penyerapan atau pemakaian
nutrien, dan atau peningkatan kebutuhan karena terjadinya kehilangan nutrien
atau pada keadaan stres
3. Faktor resiko
a.
Primer
: susunan makanan yang salah, penyedia makanan yang kurang baik, kemiskinan,
ketidaktahuan tentang nutrisi dan kebiasan makan yang salah.
b.
Sekunder
: Gangguan pencernaan (seperti malabsorbsi, gizi tidak baik, kelainan struktur
saluran) dan gangguan psikologis.
4. Hasil Penelitian
Faktor kemiskinan dan rendahnya tingkat
pendidikan orang tua menjadi faktor utama penyebab balita terkena gizi buruk. Dua aspek langsung yang saling mempengaruhi persoalan gizi. Pertama,
kekurangan pangan. Kedua, pengaruh dari infeksi penyakit, dimana faktor ini
saling timbul balik (saputra et al, 2009).
-
Materi
2
KVA (Kekurangan Vitamin A)
Kekurangan
Vitamin A (KVA) adalah suatu keadaan yang ditandai dengan rendahnya kadar
Vitamin A dalam jaringan penyimpanan (hati) & melemahnya kemampuan adaptasi
terhadap gelap & sangat rendahnya konsumsi/masukkan karotin dari Vitamin A.
Fungsi vitamin A : penglihatan, pertumbuhan / Diferensiasi sel, meningkatkan
daya tahan terhadap penyakit, pencegahan kanker dan penyakit jantung ,
reproduksi.
1.
Prevalensi
KVA.
Prevalensi KVA yang tertinggi
ditemukan pada anak prasekolah, ibu hamil dan menyusui. Namun tingkat KVA
subklinik juga terlihat banyak pada anak sekolah dan dewasa.
2.
Faktor
determinan KVA
a.
Rendahnya
asupan vitamin A dan rendahnya bioavailabilitas dari vitamin A yang dikonsumsi
(sayuran dan buah – buahan).
b.
Meningkatnya
kebutuhan vitamin A pada kelompok umur tertentu (masa balita, ibu hamil dan
menyusui) serta terjadinya infeksi
c.
Suatu
populasi seperti perbedaan fisiologi, kultur sosial, dan geografis.
3.
Penyebab
KVA
a.
Secara
langsung
Penyebab langsung dari KVA adalah karena konsumsi vitamin A dalam
makanan sehari – hari tidak mencukupi kebutuhan tubuh dalam jangka waktu yang
lama.
b.
Penyebab
tidak langsung
Penyakit infeksi yang dapat menyebabkan nafsu makan berkurang
sehingga dalam peningkatan penggunaan vitamin A dalam tubuh dan konsekuensi
persediaan zat gizi dalam tubuh tidak mencukupi.
4.
Tanda
dan gejala
Kornea mata
terpengaruh secara dini oleh kekurangan vitamin A. kelenjar air mata tidak
mampu mengeluarkan air mata sehingga terjadi pengeringan pada selaput yang
menutupi kornea dengan tanda pemburaman. Pelapisan sel epitel kornea yang
akhirnya berakibat melunaknya dan bisa pecah yang menyebabkan kebutaan total.
5
. Indikator
KVA
a.
Gejala
dini dari akibat kekurangan Vitamin A adalah buta senja (niktatopia). Penderita
buta senja tidak dapat melihat dalam keadaan gelap.
b.
Konjungtiva
serosis (pengeringan selaput bening yang menutupi bagian depan bola mata).
c.
Bercak
pada bola mata (disebut bercak bitot). Bercak bitot merupakan bintik-bintik
warna kelabu terang dan berbusa yang terdapat di konjungtiva mata
d.
Pengeringan
pada kornea mata (kornea serosis).
e.
Kornea
mata menjadi keruh, kering dan melunak
6. Faktor Resiko KVA
a.
Bayi
berat lahir rendah kurang dari 2,5 kg.
b.
Anak
yang tidak mendapat ASI eksklusif dan tidak diberi ASI sampai usia 2 tahun.
c.
Anak
yang tidak mendapat makanan pendamping ASI yang cukup, baik mutu maupun
jumlahnya.
d.
Anak kurang gizi atau di bawah garis merah pada KMS.
e.
Anak
yang menderita penyakit infeksi (campak, diare, TBC, pneumonia) dan kecacingan.
f.
Anak dari keluarga miskin.
g.
Anak
yang tinggal di dareah dengan sumber vitamin A yang kurang.
h.
Anak
yang tidak pernah mendapat kapsul vitamin A dan imunisasi di posyandu maupun
puskesmas.
i.
Anak
yang kurang/jarang makan makanan sumber vitamin A.
7.
Pencegahan KVA
Suplementasi
dan fortifikasi (penambahan) makanan dengan vitamin A. Yang dapat diberikan
untuk mencegah defisiensi vitamin A adalah pemberian suplemen kapsul
tetes vitamin A setiap 6 bulan sekali di Posyandu.
8. Hasil
penelitian memperlihatkan 50% atau hampir 10 juta balita Indonesia tidak mendapatkan
makanan yang cukup kandungan vitamin A.
-
Materi
3
Gangguan Kekurangan Yodium(GAKY)
GAKY adalah
sekumpulan gejala yang ditimbulkan karena tubuh menderita kekurangan
yodium secara terus menerus dalam jangka waktu lama.
1.
Penyebab
GAKY
a.
Faktor
Langsung : Kekurangan zat yodium, bahan goitrogenik, defisiensi protein, genetik
b.
Faktor
tidak langsung: Faktor geografis, faktor non geografis
2.
Gejala
Klinis
a.
Berkurangnya
aktivitas
b.
Bagian
dahi depan melebar
c.
Sulit
makan dan berat badan meningkat
d.
Pertumbuhan
badan lambat
e.
Buang
air besar sulit
f.
Menangis
dan suara keras dan serak
g.
Mata
menonjol keluar
h.
Denyut
jantung cepat
i.
Tekan
darah meninggi
j.
Kelenjar
gondok yang membesar
k.
Gelisah
l.
Sulit
tidur
3.
Dampak
GAKY
a.
Pertumbuhan
b.
Pertumbuhan
sosial
c.
Perkembangan
ekonomi
d.
Kelangsungan
hidup
4.
Penanganan/penanggulangan
a.
Penambahan
yodium pada semua garam konsumsi
b.
Upaya
promotif dan preventif
c.
Strategi
kuratif dan rehabilitatif
d.
Memberikan
pelayanan kesehatan
-
Materi
4
ANEMIA
Anemia atau kurang darah adalah kondisi
di mana jumlah sel darah merah atau hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam
sel darah merah berada di bawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin
yang berperan dalam mengangkut oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke
seluruh bagian tubuh.
1.
Kadar
hemoglobin
Laki-laki sehat mempunyai Hb: 14
gram – 18 gram
Wanita sehat mempunyai Hb: 12 gram –
16 gram.
Penderita anemia tingkat ringan
mempunyai Hb : 10 gram – 8 gram.
Penderita anemia tingkat sedang
mempunyai Hb : 8 gram – 5 gram.
Penderita anemia tingkat berat
mempunyai Hb : kurang dari 5 gram.
2.
Ruang
Lingkup Anemia
a.
Klasifikasi
anemia berdasarkan ukuran sel
-
Anemia
mikrositik : penyebab utamanya yaitu defisiensi besi dan talasemia
(gangguan Hb).
-
Anemia
normositik : contohnya yaitu anemia akibat penyakit kronis seperti
gangguan ginjal.
-
Anemia
makrositik : penyebab utama yaitu anemia pernisiosa,
anemia akibat konsumsi alcohol, dan anemia megaloblastik.
b.
Klasifikasi anemia berdasarkan etiologinya yaitu:
-
Anemia pasca pendarahan (Kehilangan darah
mendadak, kehilangan darah menahun).
-
Anemia defisiensi besi.
-
Anemia megaloblastik
-
(defisiensi asam folat dan B12).
-
Anemia hemolitik dan anemia
-
aplastik.
3.
Penyebab
Anemia
a.
Kehilangan
darah
b.
Produksi
sel darah merah tidak memadai
c.
Kerusakan
sel darah merah yang berlebihan
4.
Tanda
– Tanda Anemia : Kelopak mata pucat, sering kelelahan, sering mual, sakit kepala, ujung Jari
Pucat, denyut jantung tidak teratur,
wajah pucat, sak napas, rambut rontok, menurunnya kekebalan tubuh, faktor
risiko terkena anemia, rendahnya asupan gizi pada makanan, kondisi saluran
cerna, menstruasi, kehamilan, kondisi kronis seperti kanker, gagal ginjal atau
kegagalan hati, genetik dan Sejarah keluarg, zat kimia dan obat, infeksi
tertentu seperti gangguan pada darah dan autoimun, terkena racun kimia, risiko
lain adalah diabetes, alkohol dan orang yang menjadi vegetarian ketat.
5.
Pencegahan
Penyakit Anemia
-
Zat
besi
-
Asam
folat
-
Vitamin
B12
-
Vitamin
C
6.
Penanganan
penyakit anemia
a.
Pemeriksaan
fisik, pemeriksaan darah dan pemeriksaan penunjangan lainnya untuk menentukan
apakah terdapat anemia.
b.
Kekurangan
zat besi anda dapat mengkonsumsi makanan yang banyak menganduk zat besi dan
meminum Vit B12 yang dapat memberikan pemenuhan vitamin pada anda.
c.
Pemulihan
biasanya berlangsung enam hingga delapan minggu setelah penanganan.
d.
Bila
anemia disebabkan penyakit tertentu, satu-satunya solusi adalah menyembuhkan
penyakitnya.
e.
Anemia
kronis yang ditandai dengan gejala parah seperti denyut jantung cepat, nafas
tersengal dan pingsan mungkin harus segera ditangani dengan transfusi darah.
f.
Tidak
memerlukan suplemen zat besi kecuali direkomendasikan dokter
g.
Mengkonsumsi
makanan yang mengandung zat besi disarankan bagi setiap orang, terlebih bagi
wanita yang menstruasi atau sedang hamil.
h.
Wanita
hamil disarankan mengkonsumsi suplemen makanan sesuai saran dokter.
i.
Mengkonsumsi
buah-buahan dan sayur yang kaya vitamin.
j.
Menjalani
diet vegetarian harus dilakukan dengan bijak karena dapat menyebabkan
kekurangan vitamin B12.
k.
Anjurkan
makan beserta air untuk mengurangi konstipasi.
l.
Tingkatkan
asupan daging dan tambahan padi-padian serta sayuran hijau dalam diet
·
Materi
4
Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Penyakit
jantung koroner adalah penyakit jantung akibat adanya kelainan pada pembuluh
koroner yakni pembuluh nadi yang mengantarkan darah ke aorta ke jaringan yang
melindungi rongga-rongga jantung (Kartohoesodo, 1982).
1.
Faktor
resiko : faktor genetik (keturunan), usia dan jenis kelamin, tekanan darah
tinggi, peningkatan lipid darah (misal, kolesterol atau trigliserida atau
keduanya), diabetes melitus, merokok, obesitas, gaya hidup sedentair (secara
fisik tidak aktif); dan stres emosional
2.
Penanganan
-
Berhenti merokok
-
Menurunkan tekanan darah
-
Mengurangi berat badan
-
Menghindari makanan berlemak
-
Mengurangi konsumsi daging berlemak jenuh
tinggi.
-
Memperbanyak makanan yang mengandung serta
seperti buah, sayuran dan biji- bijian
yang mengandung antioksidan tinggi (Vitamin A, C dan E).
-
Menghindari stress.Tidak merokok dan minum
alcohol .
-
Rajin berolah raga.
-
Mengurangi berat badan
-
Menurunkan tekanan darah bagi penderita
hipertensi
3.
Hasil
penelitian menunjukan, timbulnya penyakit kardiovaskuler merupakan puncak dari
gaya hidup yang merugikan kesehatan. Salah satu penyakit kardiovaskuler yang
terus menerus menempati urutan pertama adalah Penyakit Jantung Koroner
(PJK). Dapat menimbulkan faktor resiko minor dan mayor. Penanganan yang
tepat dapat membantu mencegah atau mengurangi penyakit jantung koroner seperti
olahraga teratur, diet makanan yang seimbang, tidak merokok, dan tidak minum
alkohol.
·
Materi
5
Diabetes Melitus
Diabetes
Mellitus ( DM ) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan herediter, dengan
tanda – tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya
gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya insulin
efektif di dalam tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme karbohidrat
yang biasanya disertai juga gangguan metabolisme lemak dan protein.
1.
Etiologi
DM
a.
DM TIPE 1
Disebabkan oleh kehancuran autoimun
sel-beta yang menyebabkan defisiensi insulin absolut melalui proses imunologik
dan idiopatik.
-
Faktor
genetik
-
Faktor
Imunologi
-
Faktor
lingkungan
b.
DM TIPE 2
Penanda immunologisnya
sama dengan tipe 1, namun menyebabkan defisiensi dan kerosis. Faktor-faktor
risiko tertentu yang berhubungan seperti usia, obesitas, riwayat keluarga, gaya hidup
(stres).
2.
Tujuan
diet penyakit diabetes mellitus
a.
Mempertahankan
kadar glukosa darah dengan cara menyeimbangkan antara asupan makanan, obat
penurun glukosa, dan aktivitas fisik.
b.
Mencapai
dan mempertahankan kadar lipida serum normal
c.
Mempertahankan
atau mencapai berat badan normal dengan cara memberikan energi cukup
d.
Menghindari
atau menangani komplikasi akut pasien yang menggunakan insulin, komplikasi
dalam jangka pendek atau jangka panjang
e.
Meningkatkan
derajat kesehatan secara keseluruhan melalui pemberian zat gizi yang optimal
f.
Bahan
makanan yang tidak dianjurkan/dihindari/dibatasi : makanan yang mengandung gula
sederhana: gula pasir, gula jawa, sirup, jam, jeli, buah-buahan yang diawetkan
dengan gula, susu kental manis, minuman botol ringan, es krim, kue manis, cake.
Makanan yang mengandung lemak: fast food, goreng-gorengan. Makanan banyak
natrium: ikan asin, telor asin, makanan yang diawetkan
3.
Gangguan
Metabolisme Diabetes Miletus
Glukosa tidak
dapat dengan mudah berdifusi melewati pori-pori membran sel dan naiknya tekanan
osmotik dalam cairan ekstraseluler menyebabkan timbulnya perpindahan osmotik
air keluar dari sel.
Efek
keseluruhan adalah kehilangan cairan yang sangat besar dalam urin sehingga
menyebabkan dehidrasi kompensatorik cairan intraseluler adalah
Poliuria (pengeluaran urine secara
berlebihan)
Polidipsi (minum air secara
berlebihan).
Polifagia (makan secara berlebihan)
0 komentar:
Posting Komentar