Blogger Widgets

Kamis, 22 Januari 2015



MATERI EPIDEMOLOGI LANJUT

-          Materi 1
Kekurangan Energi Protein (KEP)
KEP adalah Keadan kekurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari dalam waktu yang lama sehingga tidak memenuhi angaka kecukupan gizi.
1. Ruang lingkup KEP yaitu sebagai berikut,
a.       Marasmus adalah Bentuk malnutrisi kalori protein yang diakibatkan oleh kekurangan kalori yang berat dan kronis.
Ciri-ciri marasmus :Muka seorang penderita marasmus menunjukkan wajah seorang tua, anak menangis, rewel dan lesu, kulit keriput, kering, dingin dan mengendor rambut berubah warna kemerahan, adakalanya tampak rambut kering, tipis dan mudah rontok. lemak subkutan menghilang hingga turgor kulit mengurang, dan otot-otot atrofis
b.      Kwashiorkor
Suatu keadaan malnutrisi dimana tubuh kekurangan asupan protein dalam jangka panjang.
Ciri-ciri kwashiorkor :mudah terkena infeksi seperti infeksi saluran nafas dan diare,
edema (pembengkakan), pandangan mata sayu, rambut tipis kemerahan dan mudah rontok, apatis dan rewel, terjadi pembesaran hati, otot mengecil (hipotrofi), terdapat kelainan kulit, sering disertai penyakit
c.       Marasmus-kwashiorkor
Merupakan gabungan dari kondisi kekurangan energi maupun protein kronis yang diakibatkan intake makanan yang tidak memenuhi kecukupan gizi secara terus menerus.
Ciri-Ciri Penderita Marasmic-Kwashiorkor : penderita marasmic-kwashiorkor mempunyai gejala (sindroma) gabungan dari ciri-ciri marasmus dan kwashiorkor
2. Etiologi KEP
a.       Etiologi KEP primer
Apabila kebutuhan induvidu yang sehat akan protein, energi atau keduanya, tidak dipenuhi oleh makanan yang adekuat.
b.      Etiologi KEP sekunder
Terjadi akibat adanya penyakit yang dapat menyebabkan asupan suboptimal, gangguan penyerapan atau pemakaian nutrien, dan atau peningkatan kebutuhan karena terjadinya kehilangan nutrien atau pada keadaan stres
3. Faktor resiko
a.       Primer : susunan makanan yang salah, penyedia makanan yang kurang baik, kemiskinan, ketidaktahuan tentang nutrisi dan kebiasan makan yang salah.
b.      Sekunder : Gangguan pencernaan (seperti malabsorbsi, gizi tidak baik, kelainan struktur saluran) dan gangguan psikologis.
4. Hasil Penelitian
Faktor kemiskinan dan rendahnya tingkat pendidikan orang tua menjadi faktor utama penyebab balita terkena gizi buruk. Dua aspek langsung yang saling mempengaruhi persoalan gizi. Pertama, kekurangan pangan. Kedua, pengaruh dari infeksi penyakit, dimana faktor ini saling timbul balik (saputra et al, 2009).

-          Materi 2
KVA (Kekurangan Vitamin A)
Kekurangan Vitamin A (KVA) adalah suatu keadaan yang ditandai dengan rendahnya kadar Vitamin A dalam jaringan penyimpanan (hati) & melemahnya kemampuan adaptasi terhadap gelap & sangat rendahnya konsumsi/masukkan karotin dari Vitamin A. Fungsi vitamin A : penglihatan, pertumbuhan / Diferensiasi sel, meningkatkan daya tahan terhadap penyakit, pencegahan kanker dan penyakit jantung , reproduksi.
1.      Prevalensi KVA.
Prevalensi KVA yang tertinggi ditemukan pada anak prasekolah, ibu hamil dan menyusui. Namun tingkat KVA subklinik juga terlihat banyak pada anak sekolah dan dewasa.
2.      Faktor determinan KVA
a.       Rendahnya asupan vitamin A dan rendahnya bioavailabilitas dari vitamin A yang dikonsumsi (sayuran dan buah – buahan).
b.      Meningkatnya kebutuhan vitamin A pada kelompok umur tertentu (masa balita, ibu hamil dan menyusui) serta terjadinya infeksi
c.       Suatu populasi seperti perbedaan fisiologi, kultur sosial, dan geografis.
3.      Penyebab KVA
a.       Secara langsung
Penyebab langsung dari KVA adalah karena konsumsi vitamin A dalam makanan sehari – hari tidak mencukupi kebutuhan tubuh dalam jangka waktu yang lama.
b.      Penyebab tidak langsung
Penyakit infeksi yang dapat menyebabkan nafsu makan berkurang sehingga dalam peningkatan penggunaan vitamin A dalam tubuh dan konsekuensi persediaan zat gizi dalam tubuh tidak mencukupi.
4.      Tanda dan gejala
Kornea mata terpengaruh secara dini oleh kekurangan vitamin A. kelenjar air mata tidak mampu mengeluarkan air mata sehingga terjadi pengeringan pada selaput yang menutupi kornea dengan tanda pemburaman. Pelapisan sel epitel kornea yang akhirnya berakibat melunaknya dan bisa pecah yang menyebabkan kebutaan total.
5 . Indikator KVA
a.       Gejala dini dari akibat kekurangan Vitamin A adalah buta senja (niktatopia). Penderita buta senja tidak dapat melihat dalam keadaan gelap.
b.      Konjungtiva serosis (pengeringan selaput bening yang menutupi bagian depan bola mata).
c.       Bercak pada bola mata (disebut bercak bitot). Bercak bitot merupakan bintik-bintik warna kelabu terang dan berbusa yang terdapat di konjungtiva mata
d.      Pengeringan pada kornea mata (kornea serosis).
e.       Kornea mata menjadi keruh, kering dan melunak
       6.  Faktor Resiko KVA
a.       Bayi berat lahir rendah kurang dari 2,5 kg.
b.      Anak yang tidak mendapat ASI eksklusif dan tidak diberi ASI sampai usia 2 tahun.
c.       Anak yang tidak mendapat makanan pendamping ASI yang cukup, baik mutu maupun jumlahnya.
d.       Anak kurang gizi atau di bawah garis merah pada KMS.
e.       Anak yang menderita penyakit infeksi (campak, diare, TBC, pneumonia) dan kecacingan.
f.        Anak dari keluarga miskin.
g.      Anak yang tinggal di dareah dengan sumber vitamin A yang kurang.
h.      Anak yang tidak pernah mendapat kapsul vitamin A dan imunisasi di posyandu maupun puskesmas.
i.        Anak yang kurang/jarang makan makanan sumber vitamin A.
7.  Pencegahan KVA
Suplementasi dan fortifikasi (penambahan) makanan dengan vitamin A. Yang dapat diberikan untuk mencegah defisiensi vitamin A adalah pemberian suplemen  kapsul tetes vitamin A setiap 6 bulan sekali di Posyandu.
8. Hasil penelitian memperlihatkan 50% atau hampir 10 juta balita Indonesia tidak mendapatkan makanan yang cukup kandungan vitamin A.

-          Materi 3
Gangguan Kekurangan Yodium(GAKY)
GAKY adalah sekumpulan gejala yang ditimbulkan karena  tubuh menderita kekurangan yodium secara terus menerus dalam jangka waktu lama.
1.      Penyebab GAKY
a.       Faktor Langsung : Kekurangan zat yodium, bahan goitrogenik, defisiensi protein, genetik
b.      Faktor tidak langsung: Faktor geografis, faktor non geografis
2.      Gejala Klinis
a.       Berkurangnya aktivitas
b.      Bagian dahi depan melebar
c.       Sulit makan dan berat badan meningkat
d.      Pertumbuhan badan lambat
e.       Buang air besar sulit        
f.       Menangis dan suara keras dan serak
g.      Mata menonjol keluar
h.      Denyut jantung cepat
i.        Tekan darah meninggi
j.        Kelenjar gondok yang membesar
k.      Gelisah
l.        Sulit tidur
3.      Dampak GAKY
a.       Pertumbuhan
b.      Pertumbuhan sosial
c.       Perkembangan ekonomi
d.      Kelangsungan hidup
4.      Penanganan/penanggulangan
a.       Penambahan yodium pada semua garam konsumsi
b.      Upaya promotif dan preventif
c.       Strategi kuratif dan rehabilitatif
d.      Memberikan pelayanan kesehatan

-          Materi 4
ANEMIA
Anemia atau kurang darah adalah kondisi di mana jumlah sel darah merah atau hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang berperan dalam mengangkut oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.
1.      Kadar hemoglobin
Laki-laki sehat mempunyai Hb: 14 gram – 18 gram
Wanita sehat mempunyai Hb: 12 gram – 16 gram.
Penderita anemia tingkat ringan mempunyai Hb : 10 gram – 8 gram.
Penderita anemia tingkat sedang mempunyai Hb : 8 gram – 5 gram.
Penderita anemia tingkat berat mempunyai Hb : kurang dari 5 gram.
2.      Ruang Lingkup Anemia
a.       Klasifikasi anemia berdasarkan ukuran sel
-          Anemia mikrositik : penyebab utamanya yaitu defisiensi besi dan talasemia (gangguan Hb).
-          Anemia normositik : contohnya yaitu anemia akibat penyakit kronis seperti gangguan ginjal.
-          Anemia makrositik : penyebab utama yaitu anemia pernisiosa, anemia akibat konsumsi alcohol, dan anemia megaloblastik.
b.      Klasifikasi anemia berdasarkan etiologinya yaitu:
-          Anemia pasca pendarahan (Kehilangan darah mendadak, kehilangan darah menahun).
-          Anemia defisiensi besi.
-          Anemia megaloblastik
-          (defisiensi asam folat dan B12).
-          Anemia hemolitik dan anemia
-          aplastik.
3.      Penyebab Anemia
a.       Kehilangan darah
b.      Produksi sel darah merah tidak memadai
c.       Kerusakan sel darah merah yang berlebihan
4.      Tanda – Tanda Anemia : Kelopak mata pucat, sering kelelahan, sering mual, sakit kepala, ujung Jari Pucat, denyut jantung tidak teratur, wajah pucat, sak napas, rambut rontok, menurunnya kekebalan tubuh, faktor risiko terkena anemia, rendahnya asupan gizi pada makanan, kondisi saluran cerna, menstruasi, kehamilan, kondisi kronis seperti kanker, gagal ginjal atau kegagalan hati, genetik dan Sejarah keluarg, zat kimia dan obat, infeksi tertentu seperti gangguan pada darah dan autoimun, terkena racun kimia, risiko lain adalah diabetes, alkohol dan orang yang menjadi vegetarian ketat.
5.      Pencegahan Penyakit Anemia
-          Zat besi
-          Asam folat
-          Vitamin B12
-          Vitamin C
6.      Penanganan penyakit anemia
a.       Pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah dan pemeriksaan penunjangan lainnya untuk menentukan apakah terdapat anemia.
b.      Kekurangan zat besi anda dapat mengkonsumsi makanan yang banyak menganduk zat besi dan meminum Vit B12 yang dapat memberikan pemenuhan vitamin pada anda.
c.       Pemulihan biasanya berlangsung enam hingga delapan minggu setelah penanganan.
d.      Bila anemia disebabkan penyakit tertentu, satu-satunya solusi adalah menyembuhkan penyakitnya.
e.       Anemia kronis yang ditandai dengan gejala parah seperti denyut jantung cepat, nafas tersengal dan pingsan mungkin harus segera ditangani dengan transfusi darah.
f.       Tidak memerlukan suplemen zat besi kecuali direkomendasikan dokter
g.      Mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi disarankan bagi setiap orang, terlebih bagi wanita yang menstruasi atau sedang hamil.
h.      Wanita hamil disarankan mengkonsumsi suplemen makanan sesuai saran dokter.
i.        Mengkonsumsi buah-buahan dan sayur yang kaya vitamin.
j.        Menjalani diet vegetarian harus dilakukan dengan bijak karena dapat menyebabkan kekurangan vitamin B12.
k.      Anjurkan makan beserta air untuk mengurangi konstipasi.
l.        Tingkatkan asupan daging dan tambahan padi-padian serta sayuran hijau dalam diet

·         Materi 4
Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung akibat adanya kelainan pada pembuluh koroner yakni pembuluh nadi yang mengantarkan darah ke aorta ke jaringan yang melindungi rongga-rongga jantung (Kartohoesodo, 1982).
1.      Faktor resiko : faktor genetik (keturunan), usia dan jenis kelamin, tekanan darah tinggi, peningkatan lipid darah (misal, kolesterol atau trigliserida atau keduanya), diabetes melitus, merokok, obesitas, gaya hidup sedentair (secara fisik tidak aktif); dan stres emosional
2.      Penanganan
-          Berhenti merokok
-          Menurunkan tekanan darah
-          Mengurangi berat badan
-          Menghindari makanan berlemak
-          Mengurangi konsumsi daging berlemak jenuh tinggi.
-          Memperbanyak makanan yang mengandung serta seperti buah, sayuran dan biji-  bijian yang mengandung antioksidan tinggi (Vitamin A, C dan E).
-          Menghindari stress.Tidak merokok dan minum alcohol .
-          Rajin berolah raga.
-          Mengurangi berat badan
-          Menurunkan tekanan darah bagi penderita hipertensi
3.      Hasil penelitian menunjukan, timbulnya penyakit kardiovaskuler merupakan puncak dari gaya hidup yang merugikan kesehatan. Salah satu penyakit kardiovaskuler yang terus menerus menempati urutan pertama adalah Penyakit Jantung Koroner (PJK).  Dapat menimbulkan faktor resiko minor dan mayor. Penanganan yang tepat dapat membantu mencegah atau mengurangi penyakit jantung koroner seperti olahraga teratur, diet makanan yang seimbang, tidak merokok, dan tidak minum alkohol.

·         Materi 5
Diabetes Melitus
Diabetes Mellitus ( DM ) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan herediter, dengan tanda – tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya insulin efektif di dalam tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme karbohidrat yang biasanya disertai juga gangguan metabolisme lemak dan protein.
1.      Etiologi DM
a.       DM TIPE 1
Disebabkan oleh kehancuran autoimun sel-beta yang menyebabkan defisiensi insulin absolut melalui proses imunologik dan idiopatik.
-          Faktor genetik
-          Faktor Imunologi
-          Faktor lingkungan
b.      DM TIPE 2
Penanda  immunologisnya sama dengan tipe 1, namun menyebabkan defisiensi dan kerosis. Faktor-faktor risiko tertentu yang berhubungan seperti usia, obesitas,  riwayat keluarga,  gaya hidup (stres).
2.      Tujuan diet penyakit diabetes mellitus
a.       Mempertahankan kadar glukosa darah dengan cara menyeimbangkan antara asupan makanan, obat penurun glukosa, dan aktivitas fisik.
b.      Mencapai dan mempertahankan kadar lipida serum normal
c.       Mempertahankan atau mencapai berat badan normal dengan cara memberikan energi cukup
d.      Menghindari atau menangani komplikasi akut pasien yang menggunakan insulin, komplikasi dalam jangka pendek atau jangka panjang
e.       Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui pemberian zat gizi yang optimal
f.       Bahan makanan yang tidak dianjurkan/dihindari/dibatasi : makanan yang mengandung gula sederhana: gula pasir, gula jawa, sirup, jam, jeli, buah-buahan yang diawetkan dengan gula, susu kental manis, minuman botol ringan, es krim, kue manis, cake. Makanan yang mengandung lemak: fast food, goreng-gorengan. Makanan banyak natrium: ikan asin, telor asin, makanan yang diawetkan
3.      Gangguan Metabolisme Diabetes Miletus
Glukosa tidak dapat dengan mudah berdifusi melewati pori-pori membran sel dan naiknya tekanan osmotik dalam cairan ekstraseluler menyebabkan timbulnya perpindahan osmotik air keluar dari sel.
Efek keseluruhan adalah kehilangan cairan yang sangat besar dalam urin sehingga menyebabkan dehidrasi kompensatorik cairan intraseluler adalah
Poliuria (pengeluaran urine secara berlebihan)
Polidipsi (minum air secara berlebihan).
Polifagia (makan secara berlebihan)

0 komentar:

Posting Komentar