Blogger Widgets

Minggu, 25 Januari 2015




Air merupakan materi esensial bagi kehidupan makhluk hidup, karena makhluk hidup memerlukan air untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Secara umum fungsi air dalam tubuh setiap mikroorganisme adalah untuk melarutkan senyawa organik, menstabilkan suhu tubuh dan melangsungkan berbagai reaksi kimia tingkat seluler (Campbell dkk., 2002).
Pemeriksaan air secara mikrobiologi sangat penting dilakukan karena air merupakan substansi yang sangat penting dalam menunjang kehidupan mikroorganisme yang meliputi pemeriksaan secara mikrobiologi baik secara kualitatif maupun kuantitatif dapat dipakai sebagai pengukuran derajat pencemaran (Ramona dkk., 2007).
Standar Air Minum, menurut standar WHO semua sampel tidak boleh mengandung E. coli dan sebaiknya juga bebas dari bakteri coliform. Standar WHO dalam setiap tahun, 95% dari sampel-sampel tidak boleh mengandung coliform dalam 100 ml, tidak ada sampel yang mengandung E. coli dalam 100 ml, Tidak ada sampel yang mengandung coliform lebih dari 10 dalam 100 ml, tidak boleh ada coliform dalam 100 ml dan dua sampel yang berurutan (AOAC,2000).
Pemeriksaan derajat pencemaran air secara mikrobiologi umumnya ditunjukkan dengan kehadiran bakteri indikator seperti coliform dan fecal coli (Ramona dkk., 2007). Bakteri coliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri berbentuk batang gram negatif, tidak membentuk spora, aerobik, dan anaerobik fakultatif yang memfermentasi laktose dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35° C (Pelczar,1988).
Kelompok bakteri coliform antara lain Eschericia coli, Enterrobacter aerogenes, dan Citrobacter fruendii. Keberadaan bakteri ini dalam air minum juga menunjukkan adanya bakteri patogen lain, misalnya Shigella, yang bisa menyebabkan diare hingga muntaber (Kompas Cyber Media, 2003 dalam Kompas.com).
Pemeriksaan derajat pencemaran air secara mikrobiologi umumnya ditunjukkan dengan kehadiran bakteri indikator seperti coliform dan fecal coli (Ramona dkk., 2007). Ciri-ciri coliform yaitu bentuk batang, merupakan bakteri gram negatif, tidak membentuk spora, aerobik atau anaerobik fakultatif yang memfermentasikan laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam dan suhu 350°C (Pelczar dan Chan., 2006).
Adanya bakteri coliform didalam makanan atau minuman menunjukkan adanya mikroba yang bersifat enteropatogenik yang berbahaya bagi kesehatan (Dwijoseputro., 2005).
Bakteri coliform dapat dibedakan atas dua kelompok yaitu coliform fecal misalnya Escherichia coli dan coliform nonfecal misalnya Enterobacter aerogenes. E. Coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau manusia, sedangkan E. aerogenes ditemukan pada hewan atau tumbuhan yang telah mati. Adanya E.coli pada air minum menandakan air tersebut telah terkontaminasi feses manusia dan mungkin juga mengandung patogen usus (Dwijoseputro., 2005).
Uji kualitatif coliform secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji dugaan (Presumtive test), uji penetapan (confirmed test), dan uji pelengkap (completed test) (Ramona dkk., 2007).



D.  Tinjauan Pustaka
Air merupakan materi esensial bagi kehidupan makhluk hidup karena makhluk hidup memerlukan air untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Secara umum fungsi air dalam tubuh dan melangsungkan berbagai reaksi kimia tinggat seluler.
Pemeriksaan air secara mikrobiologi sangat penting dilakukan karena air murupakan substrat yang sangat penting dalam menunjang kehidupan mikroorganisme yang meliputi pemeriksaan secara mikrobiologi baik secara kualitatif maupun kuantitatif dapat dipakai sebagai pengukuran derajad pencemaran.Kualitas air didasarkan pada pengujian ada tidaknya colifrom dalam air. Keberadaan bakteri coli meruapakan parameter yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas air yang aman, dimana kehadirannya dapat dijadikan indikator pencemaran air. Ciri-ciri bakteri colifrom adalah bersifat gram negatif, bentuk morfologi batang pendek, dan dapat memfermentasi medium laktosa cair dengan membentuk asam dan gas (Pelczar dan Chan, 1988).
Bakteri colifromadalah bakteri indikator keberadaan patogenik lain dengan kata lain merupakan bakteri indikator sebagai tanda bahwa adanya pencemaran bakteri patogen. Penetuan colifrom fecal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Keuntungan mendeteksi colifrom adalah jauh lebih murah, cepat dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Colifrom merupakan suatu grub bakteri yang digunakan sebagai indikator adanya penceamarn dan kondisi sanitasi yang tidak baik terhadap air, makanan dan susu dan produk-produk susu. Pada saat perhitungan coloni, apabila jumlah koloni yang ditemukan kurang dari standar yang telah ditetapkan, maka suatu sample bisa dikatakan murni. (Umbreit, 1960).
Menurut Supardi dan Sukamto (1999), bakteri coliform dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:
1)  Coliform fekal, misalnya E. coli, merupakan bakteri yang berasa dari kotoran hewan atau manusia.
2)    Coliform non-fekal, misalnya E. aeroginosa, biasanya ditemukan pada hewan atau tanaman yang telah mati.
Jadi, coliform adalah indikator kualitas air. Semakin sedikit kandungan coliform, maka kualitas air semakin baik.
Bakteri E.coil memiliki kemampuan untuk memfermentasikan kaldu laktosa pada temperatur 37°C dengan membentuk asam dan gas dalam waktu 48 jam. Sejak diketahui bahawa E.coil tersebar dalam semua individu, analisi bakterialogis terhadap air minum ditunjukan dengan kehadiran bakteri tersebut. Walaupun  adanya benteri tersebut tidak dapat memastikan adanya bakteri patogen secara langsung, namun dari hasil yang didapat memberikan kesimpulan bahwa E.coil dalam jumlah tertentu dalam air dapat digunakan sebagai indikator adanya bakteri yang patogen.
Aerobacter dan Klebsiela yang biasa disebut golongan perantara, memiliki sifat Coli dan lebih banyak didapat dalam habitat tanah dan air dari pada dalam usus, sehingga disebut “nonfekal” dan umumnya tidak patogen. Pencemaran bakteri fekal tidk dikehendaki, baik dari segi estetika, sanitasi maupun kemungkinan terjadinya infeksi yang berbahaya. Jika dalam 100 ml air minum terdapat 500 bakteri Coli, mungkin terjadi penyakit gastroenteritis yang segera dapat mengalahkan mekanisme pertahanan tubuh, sehingga dapat tinggal dalam blander (cystitis) dan pelvis (pyelitis), ginjal dan hati.
Menurut Fardiaz (1989), ada dua uji yang dilakukan pada bakteri colifrom yaitu secara kualitatif dan kuantitatif. Uji kualitatif colifrom secara lengkap terdiri dari 3 tahap yaitu uji penduga (presumptive test), uji penguat (confirmed test), dan uji pelengkap (completed test). Uji penduga juga merupakan kuantitatif colifrom dengan mengguanakan metode MPN.
1.      Uji Penduga
Merupakan tes pendahuluan ada tidaknya kehadiran bakeri colifrom berdasarkan terbentuknya asam dan gas disebabkan oleh fermentasi laktosa oleh baktero golongan coli. Terbentuknya asam dilihat dari kekeruhan pada media laktosa dan gas yang dihasilkan dapat dilihat dalam tabung durman berupa gelembung udara. Tabung dinyatakan positif jika terbentuk gas sebayak 10% atau lebih dari volume dalam tabung durham.
Banyaknya kandungan bakteri Escherichia coli dapat dilihat dengan mengitung tabung dengan menunjukan reaksi positif terbentuk asam dan gas dan dibandingkan dengan tabel MPN. Metode MPN dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba didalam contoh yang terbentuk cair. Bila inkubasi 1x24 jam hasilnya negatif, maka dilanjutkan dengan inkubasi 2x24 jam pada suhu 35°C. Jika dalam waktu 2x24 jam tidak terbentuk gas dalm tabung durham, dihitung sebagai hasil negatif. Jumlah tabung yang positif dihitung pada masing-masing seri. MPN penduga dapat dihitung dengan melihat tabel MPN.
2.      Uji Penguat
Hasil uji dugaan dilanjutkan dengan uji ketetapan. Dari tabung yang positif terbentuk asam dan gas terutama pada masa inkubasi 1x24 jam, suspensi ditanamkan pada media Eosin Methylen Biru Agar (EMBA) secara aseptik dengan menggunakan jarum inokulasi.
Koloni bakteri Escherichia coli tumbuh berwarna kehijauan dengan kilat metalik atau koloni berwarna merah mudah dengan lendir untuk kelompok colifrom lainnya.
3.      Uji Pelengkap
Pengujian selanjutnya dilanjutkan dengan uji kelengkapan untuk menentukan bakteri Escherichia coli. Dari koloni yang berwarna pada uji ketetapan diinokulasikan kedalam medium kaldu laktosa dan medium agar miring Nutrient Agar (NA), dengan jarum inokulasi secara aseptik.
Diinkubasi pada suhu 37°C selama 1x24 jam. Bila hasilnya positif terbentuk asam dan gas pada kaldu laktosa, maka sample positif mengandung bakteri Escherichia coli. Dari media agar miring NA dibuat pewarnaan gram dimana bakteri Escherichia coli menunjukan gram negatif berbentuk batang pendek.
Outpun metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit tumbuh (growth unit) atau unit pembentukan koloni (colony forming unit) dalam sample. Namun, pada umumnya, nilai MPN 10/g dalam sebuah sample air, artinya dalam sample air tersebut diperkirakan setidaknya mengendung 10 colifrom pada setiap gramnya. Makin kecil nilai MPN, maka air tersebut makin kualitasnya, dan makin layak diminum. Metode MPN memiliki limit kepercayaan 95% sehingga pada setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai MPN terendah dan nilai MPN tertinggi. (Hadioetomo, 1993)
Media endo agar adalah media kultur selektif dan diferensial untuk mendeteksi keberadaan bakteri colifrom fekal dan mikroorgianisme lainya. Selektivitas media endo agar tersusun atas sodium sulfate atau kombinasi basic fuchsin yang menghasilkan suspensi mikroorganisme gram positif. Bakteri colifrom memfermentasi laktosa, menghasilkan koloni berwarna merah muda hingga warna merah seperti bunga mawar serta berbagai pewarnaan yang mirip. Koloni organisme yang tidak memfermentasikan laktosa tidak berwarna sehingga tampak kontras dengan latar media yang berwarna merah muda. (Dad, 2000).

0 komentar:

Posting Komentar