Air
merupakan materi esensial bagi kehidupan makhluk hidup, karena makhluk hidup
memerlukan air untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Secara umum fungsi
air dalam tubuh setiap mikroorganisme adalah untuk melarutkan senyawa organik,
menstabilkan suhu tubuh dan melangsungkan berbagai reaksi kimia tingkat seluler
(Campbell dkk., 2002).
Pemeriksaan
air secara mikrobiologi sangat penting dilakukan karena air merupakan substansi
yang sangat penting dalam menunjang kehidupan mikroorganisme yang meliputi
pemeriksaan secara mikrobiologi baik secara kualitatif maupun kuantitatif dapat
dipakai sebagai pengukuran derajat pencemaran (Ramona dkk., 2007).
Standar Air
Minum, menurut standar WHO semua sampel tidak boleh mengandung E. coli dan
sebaiknya juga bebas dari bakteri coliform. Standar WHO dalam setiap tahun, 95%
dari sampel-sampel tidak boleh mengandung coliform dalam 100 ml, tidak ada
sampel yang mengandung E. coli dalam 100 ml, Tidak ada sampel yang mengandung
coliform lebih dari 10 dalam 100 ml, tidak boleh ada coliform dalam 100 ml dan
dua sampel yang berurutan (AOAC,2000).
Pemeriksaan
derajat pencemaran air secara mikrobiologi umumnya ditunjukkan dengan kehadiran
bakteri indikator seperti coliform dan fecal coli (Ramona dkk.,
2007). Bakteri coliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai
bakteri berbentuk batang gram negatif, tidak membentuk spora, aerobik,
dan anaerobik fakultatif yang memfermentasi laktose dengan menghasilkan
asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35° C (Pelczar,1988).
Kelompok
bakteri coliform antara lain Eschericia coli, Enterrobacter
aerogenes, dan Citrobacter fruendii. Keberadaan bakteri ini dalam
air minum juga menunjukkan adanya bakteri patogen lain, misalnya Shigella,
yang bisa menyebabkan diare hingga muntaber (Kompas Cyber Media, 2003 dalam
Kompas.com).
Pemeriksaan
derajat pencemaran air secara mikrobiologi umumnya ditunjukkan dengan kehadiran
bakteri indikator seperti coliform dan fecal coli (Ramona dkk., 2007).
Ciri-ciri coliform yaitu bentuk batang, merupakan bakteri gram negatif, tidak
membentuk spora, aerobik atau anaerobik fakultatif yang memfermentasikan
laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam dan suhu 350°C
(Pelczar dan Chan., 2006).
Adanya bakteri
coliform didalam makanan atau minuman menunjukkan adanya mikroba yang bersifat
enteropatogenik yang berbahaya bagi kesehatan (Dwijoseputro., 2005).
Bakteri
coliform dapat dibedakan atas dua kelompok yaitu coliform fecal misalnya
Escherichia coli dan coliform nonfecal misalnya Enterobacter aerogenes. E. Coli
merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau manusia, sedangkan E.
aerogenes ditemukan pada hewan atau tumbuhan yang telah mati. Adanya E.coli
pada air minum menandakan air tersebut telah terkontaminasi feses manusia dan
mungkin juga mengandung patogen usus (Dwijoseputro., 2005).
Uji kualitatif
coliform secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji dugaan (Presumtive
test), uji penetapan (confirmed test), dan uji pelengkap (completed test)
(Ramona dkk., 2007).
D. Tinjauan Pustaka
Air merupakan
materi esensial bagi kehidupan makhluk hidup karena makhluk hidup memerlukan
air untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Secara umum fungsi air dalam
tubuh dan melangsungkan berbagai reaksi kimia tinggat seluler.
Pemeriksaan air
secara mikrobiologi sangat penting dilakukan karena air murupakan substrat yang
sangat penting dalam menunjang kehidupan mikroorganisme yang meliputi
pemeriksaan secara mikrobiologi baik secara kualitatif maupun kuantitatif dapat
dipakai sebagai pengukuran derajad pencemaran.Kualitas air didasarkan pada
pengujian ada tidaknya colifrom dalam air. Keberadaan bakteri coli meruapakan
parameter yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas air yang aman, dimana
kehadirannya dapat dijadikan indikator pencemaran air. Ciri-ciri bakteri
colifrom adalah bersifat gram negatif, bentuk morfologi batang pendek, dan
dapat memfermentasi medium laktosa cair dengan membentuk asam dan gas (Pelczar
dan Chan, 1988).
Bakteri
colifromadalah bakteri indikator keberadaan patogenik lain dengan kata lain
merupakan bakteri indikator sebagai tanda bahwa adanya pencemaran bakteri
patogen. Penetuan colifrom fecal menjadi indikator pencemaran dikarenakan
jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen.
Keuntungan mendeteksi colifrom adalah jauh lebih murah, cepat dan sederhana
daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Colifrom merupakan suatu grub
bakteri yang digunakan sebagai indikator adanya penceamarn dan kondisi sanitasi
yang tidak baik terhadap air, makanan dan susu dan produk-produk susu. Pada
saat perhitungan coloni, apabila jumlah koloni yang ditemukan kurang dari
standar yang telah ditetapkan, maka suatu sample bisa dikatakan murni.
(Umbreit, 1960).
Menurut
Supardi dan Sukamto (1999), bakteri coliform dapat dibedakan menjadi dua
bagian, yaitu:
1) Coliform fekal, misalnya E. coli, merupakan
bakteri yang berasa dari kotoran hewan atau manusia.
2) Coliform non-fekal, misalnya E.
aeroginosa, biasanya ditemukan pada hewan atau tanaman yang telah mati.
Jadi, coliform
adalah indikator kualitas air. Semakin sedikit kandungan coliform, maka kualitas air semakin baik.
Bakteri
E.coil memiliki kemampuan untuk memfermentasikan kaldu laktosa pada temperatur
37°C dengan membentuk asam dan gas dalam waktu 48 jam. Sejak diketahui bahawa
E.coil tersebar dalam semua individu, analisi bakterialogis terhadap air minum
ditunjukan dengan kehadiran bakteri tersebut. Walaupun adanya benteri tersebut tidak dapat
memastikan adanya bakteri patogen secara langsung, namun dari hasil yang
didapat memberikan kesimpulan bahwa E.coil dalam jumlah tertentu dalam air
dapat digunakan sebagai indikator adanya bakteri yang patogen.
Aerobacter
dan Klebsiela yang biasa disebut golongan perantara, memiliki sifat Coli dan
lebih banyak didapat dalam habitat tanah dan air dari pada dalam usus, sehingga
disebut “nonfekal” dan umumnya tidak patogen. Pencemaran bakteri fekal tidk
dikehendaki, baik dari segi estetika, sanitasi maupun kemungkinan terjadinya
infeksi yang berbahaya. Jika dalam 100 ml air minum terdapat 500 bakteri Coli,
mungkin terjadi penyakit gastroenteritis yang segera dapat mengalahkan
mekanisme pertahanan tubuh, sehingga dapat tinggal dalam blander (cystitis) dan
pelvis (pyelitis), ginjal dan hati.
Menurut
Fardiaz (1989), ada dua uji yang dilakukan pada bakteri colifrom yaitu secara
kualitatif dan kuantitatif. Uji kualitatif colifrom secara lengkap terdiri dari
3 tahap yaitu uji penduga (presumptive test), uji penguat (confirmed test), dan
uji pelengkap (completed test). Uji penduga juga merupakan kuantitatif colifrom
dengan mengguanakan metode MPN.
1.
Uji Penduga
Merupakan tes pendahuluan ada
tidaknya kehadiran bakeri colifrom berdasarkan terbentuknya asam dan gas
disebabkan oleh fermentasi laktosa oleh baktero golongan coli. Terbentuknya
asam dilihat dari kekeruhan pada media laktosa dan gas yang dihasilkan dapat
dilihat dalam tabung durman berupa gelembung udara. Tabung dinyatakan positif
jika terbentuk gas sebayak 10% atau lebih dari volume dalam tabung durham.
Banyaknya kandungan bakteri Escherichia coli dapat dilihat
dengan mengitung tabung dengan menunjukan reaksi positif terbentuk asam dan gas
dan dibandingkan dengan tabel MPN. Metode MPN dilakukan untuk menghitung jumlah
mikroba didalam contoh yang terbentuk cair. Bila inkubasi 1x24 jam hasilnya
negatif, maka dilanjutkan dengan inkubasi 2x24 jam pada suhu 35°C. Jika dalam
waktu 2x24 jam tidak terbentuk gas dalm tabung durham, dihitung sebagai hasil
negatif. Jumlah tabung yang positif dihitung pada masing-masing seri. MPN
penduga dapat dihitung dengan melihat tabel MPN.
2.
Uji Penguat
Hasil uji dugaan dilanjutkan dengan
uji ketetapan. Dari tabung yang positif terbentuk asam dan gas terutama pada
masa inkubasi 1x24 jam, suspensi ditanamkan pada media Eosin Methylen Biru Agar
(EMBA) secara aseptik dengan menggunakan jarum inokulasi.
Koloni bakteri Escherichia coli tumbuh berwarna kehijauan
dengan kilat metalik atau koloni berwarna merah mudah dengan lendir untuk
kelompok colifrom lainnya.
3.
Uji Pelengkap
Pengujian selanjutnya dilanjutkan
dengan uji kelengkapan untuk menentukan bakteri Escherichia coli. Dari koloni
yang berwarna pada uji ketetapan diinokulasikan kedalam medium kaldu laktosa
dan medium agar miring Nutrient Agar (NA), dengan jarum inokulasi secara
aseptik.
Diinkubasi pada suhu 37°C selama 1x24 jam. Bila hasilnya
positif terbentuk asam dan gas pada kaldu laktosa, maka sample positif
mengandung bakteri Escherichia coli. Dari media agar miring NA dibuat pewarnaan
gram dimana bakteri Escherichia coli menunjukan gram negatif berbentuk batang
pendek.
Outpun metode MPN adalah nilai MPN.
Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit tumbuh (growth unit) atau unit
pembentukan koloni (colony forming unit) dalam sample. Namun, pada umumnya,
nilai MPN 10/g dalam sebuah sample air, artinya dalam sample air tersebut
diperkirakan setidaknya mengendung 10 colifrom pada setiap gramnya. Makin kecil
nilai MPN, maka air tersebut makin kualitasnya, dan makin layak diminum. Metode
MPN memiliki limit kepercayaan 95% sehingga pada setiap nilai MPN, terdapat
jangkauan nilai MPN terendah dan nilai MPN tertinggi. (Hadioetomo, 1993)
Media endo agar adalah media kultur
selektif dan diferensial untuk mendeteksi keberadaan bakteri colifrom fekal dan
mikroorgianisme lainya. Selektivitas media endo agar tersusun atas sodium
sulfate atau kombinasi basic fuchsin yang menghasilkan suspensi mikroorganisme
gram positif. Bakteri colifrom memfermentasi laktosa, menghasilkan koloni
berwarna merah muda hingga warna merah seperti bunga mawar serta berbagai
pewarnaan yang mirip. Koloni organisme yang tidak memfermentasikan laktosa
tidak berwarna sehingga tampak kontras dengan latar media yang berwarna merah
muda. (Dad, 2000).
0 komentar:
Posting Komentar